EVALUASI
KINERJA
A. Pendahuluan
Suatu hal yang semakin
disadari pada dasawarsa ini adalah sumber daya manusia (SDM) merupakan asset
organisasi yang paling bernilai tinggi dibandingkan sumber daya lainnya dalam
organisasi. Tingkat manfaat sumber daya lainnya, baik finansial ataupun non
finansial, sangat tergantung kepada tingkat efektivitas pemanfaatan SDM. Makin
tinggi kualitas dan manajemen SDM semakin tinggi hasil guna sumber daya
lainnya.
Pada saat ini organisasi
menghadapi dua tekanan secara simultan. Pertama, tekanan atau tuntutan negara
untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu.Kedua, sulitnya mendapatkan sumber
daya yang semakin terbatas untuk memberikan pelayanan yang bermutu tersebut.
Tekanan – tekanan tersebut membuat pimpinan
organsasi terpecah konsentrasinya kepada dua pilihan yang secara bersamaan
harus dikerjakan. Pada kondisi seperti ini kualitas pimpinan organisasi sangat
menentukan terhadap tingkat kinerja organisasi itu sendiri.
Kinerja karyawan merupakan
masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan pembangunan di bidang pertahanan. Kajian – kajian
mengenai kinerja memberikan kejelasan tentang faktor – faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja personel. Diketahui ada tiga kelompok variabel yang
berpengaruh terhadap kinerja yaitu:
variabel individu, psikologis dan
variabel organisasi (Gibson, 1987). Ketiga kelompok variabel tersebut
mempengaruhi perilaku kerja yang selanjutnya berefek kepada kinerja personel.
Kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas
dalam suatu organisasi.
B. Pengertian
Kinerja
Kinerja adalah penampilan
hasil karya personel baik kuantitas manapun kualitas dalam suatu organisasi.
Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel.
Penampilan hasilkarya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan
fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi.
Deskripsi dari kinerja menyangkut 3 komponen penting
yaitu : tujuan, ukuran, dan penilaian. Penentuan tujuan dari setiap unit
organisasi merupakan
strategi untuk meningkatkan kinerja. Tujuan ini akan memberikan arah dan
mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi
terhadap setiap personel telah mencapai kinerja yang diharapkan. Untuk itu
ukuran kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan
jabatan personel memegang peranan penting.
Aspek
ketiga dari definisi kinerja adalah penilaian. Penilaian kinerja secara reguler
yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personel.
Tindakan ini akan membuat personel untuk senantiasa berorientasi terhadap
tujuan dan berperilaku kerja sesuai dan searah dengan tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian jelaslah bahwa pengertian kinerja dengan deskripsi
tujuan, ukuran operasional, dan penilaian regular mempunyai peran penting dalam
merawat dan meningkatkan motivasi personel.
C. Maksud
dan Tujuan Evaluasi Kinerja
Penilaian atau evaluasi
kinerja dilakukan dengan maksud dan tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk
mendapatkan dokumentasi penilaian evaluasi kerja yang bermanfaat untuk
kepentingan hukum.
2.
Untuk
mendapatkan hasil penilaian yang merupakan dasar rasional dalam menentukan
bonus dan penghargaan.
3.
Untuk
membantu pelaksanaan pencapaian sasaran strategik dan memperjelas kinerja apa
yang diharapkan oleh perusahaan atau instansi tertentu.
4.
Untuk memberikan feedback kepada individu tentang sejauh
mana manajemen menilai kinerjanya.
5.
Untuk memberikan penilaian terhadap sejauh mana sikap dan
kemampuan individu dalam melakukan kerjasama dalam tim.
6.
Untuk memperbaiki kinerja pegawai atau karyawan.
7.
Untuk
mendapat nilai objektif, sehingga dapat memotivasi karyawan meningkatkan
kinerjanya.
D. Model
Teori Kinerja
Di organisasi, sejumlah
orang harus memainkan peranan sebagai pemimpin sedangkan yang lainnya harus
memainkan peranan sebagai pengikut. Hubungan antar individu dan kelompok dalam
organisasi menghasilkan suatu harapan terhadap perilaku kerja individu.
Sedangkan kinerja organisasi merupakan hasil dari interaksi yang kompleks dan
agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.
Untuk
mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja personel, dilakukanlah
pengkajian terhadap beberapa teori kinerja. Secara teoritis ada tiga kelompok
variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu: variabel individu,
variabel organisasi dan variabel psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut
mempengaruhi perilaku kerja yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja
personel. Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan
tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu
jabatan atau tugas.
Gibson
(1987) menyampaikan model teori kinerja dan melakukan analisis terhadap
sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel
individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan keterampilan, latar
belakang dan demografis. Sub-variabel kemampuan dan keterampilan merupakan
faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu. Variabel
demografis, menurut Gibson (1987), mempunyai efek tidak langsung pada perilaku
dan kenerja individu. Variabel psikologik terdiri dari sub-variabel persepsi,
sikap, kepribadian, belajar, dan motivasi. Variabel ini, menurut Gibson, banyak
dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial pengalaman kerja sebelumnya dan
variabel demografis. Variabel psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian
dan belajar merupakan hal yang komplek dan sulit diukur. Gibson (1987) juga
menyatakan sukar mencapai kesepakatan tentang pengertian dari variabel
tersebut, karena seorang individu masuk dan bergabung dalam organisasi kerja
pada usia, etnis, latar belakang budaya dan keterampilan berbeda satu dengan
lainnya.
Variabel organisasi, menurut Gibson
(1987) berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu. Variabel
organisasi digolongkan dalam sub-variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan,
struktur dan disain pekerjaan. Adapun Kompelman (1986) mengemukakan
sub-variabel imbalan akan berpengaruh untuk meningkatkan motivasi kerja yang pada
akhirnya secara langsung akan meningkatkan kinerja individu.
E. Evaluasi
Kinerja
Evaluasi atau penilaian
kinerja adala proses menilai hasil karya personel dalam suatu organisasi
melalui instrumen penilaian kinerja. Pada hakikatnya, penilaian kinerja merupakan
suatu evaluasi terhadap penampilan kerja personel membandingkannya dengan
standar baku
penampilan. kegiatan penilaian kinerja ini membantu pengambilan keputusan
bagian personalia dan memberikan umpan balik kepada para personel tentang
pelaksanaan kerja mereka.
Penilaian kinerja mencakup faktor – faktor antara lain (Yaslis Ilyas,
2001):
1.
Pengamatan,
yang merupakan proses menilai dan menilik prilaku yang ditentukan oleh sistem
pekerjaan.
2.
Ukuran,
yang dipakai untuk mengukur prestasi kerja seorang personal dibandingkan dengan
uraian pekerjaan yang telah ditetapkan untuk personel tersebut.
3.
Pengembangan,
bertujuan untuk memotivasi personel mengatasi kekurangannya dan mendorong yang
bersangkutan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya.
Adapun tujuan penilaian kerja adalah
sebagai informasi untuk penilaian efektivitas manajemen sumber daya manusia.
F. Tingkat
dan Macam Karyawan
Dalam rangka usaha untuk
lebih menjamin obyektifitas dalam pembinaan Pegawai baik PNS maupun TNI
berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja dilakukan penilaian atau
evaluasi Kinerja Personil Dephan yang di lingkungan Satker Biro Umum Setjen
Bagian Pemeliharaan Fasilitas dan Bangunan.
Personil yang menjadi
sasaran Evaluasi atau penilaian adalah Golongan I sampai Golongan III untuk
PNS. Sedangkan untuk TNI dari Pangkat Letkol sampai dengan Pangkat Kopral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar