KEGUNAAN EKONOMI MANAJERIAL
DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
1.
Pengambilan Keputusan
Teori keputusan manajemen diturunkan dari para ahli
ekonomi pada permulaan era industri. Kalau manusia purba mungkin terutama
bermaksud menghindarkan malapetaka, para ahli ekonomi pertama itu melihat
pilihan secara lebih optimis sebagai peluang memperoleh keuntungan. Teori
keputusan muncul dari anggapan bahwa para pengambil keputusan didorong untuk
memaksimalkan keuntungan atau manfaat yang dapat dicapai.
Kalau manusia purba mengandalkan kekuatan gaib dan
takhayul untuk menuntunnya dalam mengambil keputusan, para ahli ekonomi lebih
ilmiah dalam pandangan mereka. Mereka sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang berkaitan
dengan revolusi industri, terutama pengaruh mekanisasi dan pembangian tugas.
a.
Pendekatan Mekanistik
Efisiensi mesin yang lebih hebat daripada produksi
kerajinan tradisional telah merangsang para ahli ekonomi awal untuk menerapkan
prinsip-prinsip ilmiah dan mekanik pada
pengambilan keputusan. Kunci pendekatan ilmiah ialah pengandalannya pada
rasionalitas, yang berbeda dari naluri atau takhayul. Rasionalitas dalam konteks sesuai dengan memaksimalkan
keuntungan. Oleh karena itu idealnya, pengambilan keputusan tadi harus
berfungsi seperti sebuah mesin, tidak terpengaruh
oleh perasaan hati atau pengaruh-pengaruh luar lainnya.
b.
Pembagian kerja.
Pembagian kerja berarti membagi tugas menjadi
bagian-bagian pelengkap dan melakukannya masing-masing secara terpisah. Kalau
barang-barang sampai saat ini dibuat secara keseluruhan.
Pada ahli ekonomi yang pertama terdorong untuk
menerapkan semacam bentuk pembagian tugas pada pengambilan keputusan.
Kedua pengaruh ini, pendekatan ilmiah dan pembagian
kerja, tercermin dalam resep para ahli ekonomi untuk memaksimalkan keuntungan.
Resep ini terkandung dalam model
pengambilan keputusan secara rasional atau sinoptik.
Banyak versi dan penghalusan model itu. Tetapi pada
umumnya semuanya terdiri atas langka-langkah berikut :
1.
Mengidentifikasi suatu masalah
- Memperjelas dan menyusun prioritas sasaran-sasaran
- Menciptakan pilihan-pilihan
- Menilai pilihan-pilihan
- Memperbanding akibat-akibat yang diramalkan pada masing-masing pilihan dengan sasaran-sasaran
- Memilih pilihan dengan konsekuensi-konsekuensi yang paling mendekati kesesuaian dengan sasaran-sasaran.
Pengambilan keputusan berawal dengan sebuah persoalan.
Pengambilan keputusan kemudian memperjelas sasaran-sasarannya. Selanjutnya, ia
mengidentifikasi semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan itu, dan
menilai pilihan-pilihan ini secara
sistematis dan objektif. Kemudian ia memperbandingkan masing-masing pemecahan
yang mungkin tadi dengan sasaran-sasarannya, dan menentukan keuntungannya serta
kerugiannya masing-masing. Akhirnya ia memaksimalkan keuntungannya dengan
memilih pilihan yang paling sesuai dengan sasaran-sasarannya.
2.
Ekonomi Manajerial
Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori ilmu ekonomi
mikro untuk keputusan-keputusan manajerial.
Esensi ekonomi mikro adalah teori kesejahteraan ekonomi pertama (the first welfare economic theorem).
Teori ini menggambarkan bagaimana harga yang diproduksi oleh struktur pasar
bersaing sempurna akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Dalam
struktur pasar bersaing sempurna, konsumen mengoptimalkan utility-nya, dan produsen mengoptimalkan keuntungannya. Asumsi
standar konsumen dan produsen adalah hukum pengembalian yang semakin berkurang
(law of diminishing returns). Hukum
ini berlaku dalam proses konsumsi dan produksi. Selain itu, asumsi ini juga
akan tercermin dalam struktur biaya (dan konsumsi), yaitu dalam bentuk kenaikan
biaya marjinal yang semakin menaik.
Konsep kuantitatif yang paling penting dalam ekonomi
adalah elastisitas, yang pada dasarnya mengukur perubahan permintaan suatu
barang jika variabel yang mempengaruhi (misalnya pendapatan dan harga barang
lain) berubah. Informasi ini penting bagi produsen yang mempunyai kekuatan
pasar (market power) untuk
mengoptimalkan keuntungannya dengan mengubah harga. Untuk mendapatkan angka
elastisitas, seseorang perlu melakukan estimasi statistika.
Dalam kondisi jangka pendek, perusahaan bias menikmati
keuntungan di atas normal. Keuntungan ini akan mengundang pendatang baru (new entries) untuk berpartisipasi
menikmati keuntungan di atas normal tersebut. Namun, pendatang baru bisa tidak
terjadi jika perusahaan yang ada mampu membangun hambatan masuk (entry barriers) yang tinggi, sehingga
produsen yang sudah ada menjadi monopoli. Hambatan masuk bisa tidak terlalu
tinggi sehingga terjadi beberapa : pendatang baru. Struktur pasar dengan sedikit
produsen disebut oligopoli. Dalam struktur pasar oligopoli masing-masing
produsen berinteraksi secara strategis dimana dalam mengambil strategi,
produsen harus memperhitungkan strategi produsen lainnya. Analisis interaksi
strategis ini mendapatkan fasilitas pembahasan dengan game theory yang berkembang pesat pada tahun delapan puluhan.
Hambatan masuk semakin rendah untuk struktur pasar persaingan monopolistik yang
memproduksi produk-produk terdiferensiasi.
Dalam mengambil keputusan, seorang pelaku ekonomi
menghadapi faktor regulasi yang diproduksi pemerintah. Regulasi akan bermuara
pada perubahan harga produk, dan akhirnya pada masalah alokasi sumberdaya.
Pemerintah meregulasi perekonomian karena alasan efisiensi atau distribusi
pendapatan. Acuan regulasi untuk efisiensi adalah jelas yaitu konsep pareto
optimal. Sekarang ini lebih banyak orang percaya bahwa secara umum, pasar akan
mampu mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Selain karena alasan efisiensi,
pemerintah melakukan regulasi karena alasan distribusi pendapatan. Oleh karena
itu, regulasi sering menjadi target para pelobi untuk mendapatkan transfer
pendapatan.
Dalam asumsi standar, faktor resiko belum muncul secara
eksplisit. Dalam kondisi yang beresiko (uncertainty),
pelaku ekonomi akan konsisten memaksimumkan utility-nya.
Pelaku ekonomi mempunyai preference
yang beragam terhadap pilihan beresiko seperti judi. Preference tersebut bergantung pada factor-faktor seperti tingkat
pendapatan dan faktor inheren (misalnya
kelompok masyarakat tertentu mempunyai derajat risk averse yang relatif tinggi.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan resiko/ketidakpastian muncul.
Ketidakpastian bisa muncul karena adanya informasi asimetris antara dua pelaku
ekonomi dalam melakukan transaksi. Kesenjangan informasi akan mengakibatkan
alokasi sumberdaya yang tidak optimal. Kasus kesenjangan informasi banyak
terjadi di pasar finansial. Selain itu, ketidakpastian juga muncul jika pelaku
ekonomi menghadapi pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal. Secara
operasional keputusan intertemporal adalah membuat capital budgeting.
3.
Ekonomi Manjerial dalam Mengambil
Keputusan.
Pengambilan Keputusan pelaku ekonomi dalam menentukan
pilihan yang beresiko memerlukan informasi. Salah satu masalah terbesar yang
dihadapi para pengambil keputusan ialah bagamimana memperoleh informasi yang :
o
dapat dipercaya
o
relevan
o
mutakhir.
Informasi yang didapat dari berbagai cara dan sumber ini
sangat membantu dalam pengambilan keputusan, akan tetapi informasi-informasi
tersebut harus kita analisa lagi untuk melakukan langkah selanjutnya.
Informasi awal yang
didapat memerlukan suatu proses analisis yang tepat, agar keputusan yang
diambil tidak beresiko bahkan akan meningkatkan keuntungan. Ekonomi Manajerial adalah
aplikasi teori ilmu ekonomi mikro untuk mengambil keputusan-keputusan
manajerial. Dalam menganalisa materi ekonomi guna pengambilan keputusan
memererlukan sedikit bahasan aljabar.
Teori kesejahteraan pertama dan pasar bersaing sempurna
adalah ringkas esensi ilmu ekonomi mikro. Membahas model pengambilan keputusan
konsumen dan produsen. Cara membahas yang efisien adalah dengan berangkat dari
asumsi standar pelaku ekonomi yang rasional dan selalu menghadapi law of diminishing returns. Hukum ini
bekerja dalam proses konsumsi dan produksi. Pada dasarnya karakteristik fungsi
produksi dengan asumsi law of diminishing
returns akan muncul dalam fungsi biaya. Dengan fungsi biaya tersebut,
produsen menghadapi harga yang muncul dari struktur pasar tertentu. Struktur
pasar yang terjadi bisa diidentifikasi dengan satu variabel, yaitu entry barriers. Peringkat entry barriers pasar adalah monopoli,
oligopoli, persaingan monopolistik (monopolistic
competition) dan pasar bersaing sempurna. Di struktur pasar oligopoli
dimana produsennya sedikit, sehingga masing-masing mempunyai kekuatan pasar (market power), proses optimalisasinya
akan memperhitungkan aksi/reaksi kompetitornya. Analisis perilaku strategis ini
dibahas dengan perangkat game theory.
Pola pengambilan keputusan pelaku ekonomi menentukan pilihan yang beresiko.
Pelaku ekonomi tetap mengoptimalkan utility
mereka. Karena pilihannya beresiko, hasil keputusan menjadi tidak pasti. Pelaku
ekonomi hanya bisa mengharapkan perubahan utility
mereka setelah mengambil keputusan beresiko.
Esensi ilmu ekonomi adalah memaksimumkan utility pelaku ekonomi dengan kendalanya
masing-masing. Pola pikir ini persis dengan teknik matematika optimalisasi
Lagrange yang biasa dipelajari..
a.
Penawaran dan Permintaan
Esensi ilmu ekonomi mikro adalah teori alokasi harga.
Harga dibentuk oleh pasar yang mempunyai
dua sisi, yaitu penawaran dan permintaan. Harga yang merupakan sinyal
kelangkaan (scarcity) suatu
sumberdaya ini mengarahkan pelaku ekonomi untuk mengalokasikan sumberdayanya.
Pasar sendiri terkadang menghasilkan harga yang fluktuatif atau tidak
mencerminkan nilai barang yang sesungguhnya. Oleh karena itu
pemerintah/produsen perlu melakukan intervensi dalam penentuan harga.
b.
Teori Kesejahteraan Ekonomi
Pertama
Penyegaran teori ekonomi, yaitu dengan menampilkan teori
kesejahteraan ekonomi pertama. Dalam hal ini pembahasan menekankan teknik
analisis general equilibrium.
Permasalahan ekonomi muncul jika ada kegagalan pasar (market failures). Faktor-faktor yang menyebabkan munculnya
kegagalan pasar adalah kekuatan pasar, infromasi asimetris, eksternalitas atau
barang-barang publik. Kegagalan pasar merupakan inti permasalahan dalam
perekonomian.
c.
Pasar Bersaing Sempurna :
Struktur Pasar Laboratorium
Pasar bersaing sempurna adalah pasar khayalan yang amat
ideal. Model ini membentuk skenario yang menghasilkan alokasi sumberdaya secara
optimal. Model ini adalah skenario standar ilmu ekonomi. Oleh karena itu,
membahas asumsi-asumsi yang melandasi terbentuknya pasar bersaing sempurna.
Model ekonomi adalah sebuah penyederhanaan fenomena-fenomena
ekonomi yang tentu saja sangat simpel. Model pasa bersaing sempurna adalah
syarat perlu untuk bisa menangkap fenomena perekonomian secara lebih muda dan
konsisten. Fenomena-fenomena ekonomi, bahkan kebayakan aspek kehidupan, bisa
dijelaskan dengan mengidentifikasi
pelanggaran asumsi-asumsi pasar
bersaing sempurna.
d.
Konsumen
Konsumen yang melakukan optimalisasi konsumsi yang
membentuk permintaan individu, terbentuknya permintaan pasar dan menampilkannya
dalam model yang bisa diestimasi (statictical
model). Tampilan eksplisit fungsi utilitas dan permintaan yang “indah”
adalah fungsi Cobb-Douglas. Aplikasi mengindentifikasi konsumsi (alokasi
sumberdaya) yang tidak efisien dari kacamata masyarakat (social cost).
e.
Produsen : Cobb-Douglas
Proses produksi standar (dengan asumsi law of diminishing returns) dan
karakteristik-karakteristik optimality-nya
ditampilkan secara eksplisit dengan fungsi produksi Cobb-Douglas. Dengan model
fungsi Cobb-Douglas, diperkenalkan pelanggaran-pelanggaran asumsi standar tertentu.
f.
Penyegaran Statistika
Nilai estetika adalah statistik krusial dalam banyak
keputusan produsen atau regulator. Untuk mendapatkan nilai elasitisitas, perlu
melakukan estimasi.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
menarik data, menganalisis, meringkas dan menampilkan data tersebut sehingga
menjadi lebih informatif. Standardisasi proses tersebut menjadikan statistika
bahasa bahasa baku
penelitian. Pelajaran statistika biasanya ditangkap sebagai keterampilan teknis
menghitung statistik. Pola pikir statistik sulit terbentuk, baik dalam
penelitian maupun dalam realita/observasi. Dengan demikian peluang salah kaprah
yang banyak terjadi dalam statistik bisa lebih kecil.
g.
Elastisitas
Dalam ilmu ekonomi, konsep elastisitas mengukur respons
perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya. Elastisitas harga mengukur
dampak permintaan suatu barang jika harga barang tersebut berubah. Permintaan
suatu produk juga berubah karena perubahan pendapatan dan harga barang lain.
Nilai elastisitas merupakan faktor penting untuk menentukan harga suatu produk.
Produsen yang mempunyai market power
menggunakan nilai elastisitas harga untuk mengoptimalkan keuntungannya. Nilai
elastisitas bisa diestimasi dengan menggunakan teknik regresi.
h.
Law of Diminishing Returns dan
Struktur Biaya
Informasi yang terkandung dalam fungsi biaya adalah sama
dengan informasi yang ada di dalam fungsi produksi, kemudian memasukkan faktor competitive market demand, dan
menampilkan perilaku produsen dalam memgambil keputusan dengan kendala struktur
ongkos standar dan competitive market
demand.
i.
Analisis Keuntungan
Tujuan produsen adalah mengoptimalkan keuntungan. Jika
produsen harus rugi, kerugiannya harus minimal. Dalam kondisi standar, yaitu
dengan asumsi adanya law of diminishing
returns dalam proses produksi, perusahaan bisa memperoleh keuntungan di
atas normal. Namun, keuntungan di atas normal akan dieliminasi oleh pendatang
baru. Dan, akhirnya semua produsen akan menikamti keuntungan normal. Perusahaan
akan tetap memilih beroperasi meskipun mengalami kerugian, asalkan perusahaan
masih mampu menutupi biaya variabel.
j.
Pricing : Diskriminasi Harga
Pricing membahas bagaimana penjual menentukan harga produknya (secara
optimal). Untuk itu, secara umum, penjual memerlukan informasi elastisitas konsumen.
Elastisitas konsumen bervariasi bergantung pada masing-masing individu,
kelompok individu, waktu konsumsi dan akumulasi konsumsi.
k.
Struktur Pasar
Harga adalah faktor utama dalam mengalokasikan
sumberdaya pelaku ekonomi. Harga diproduksi oleh pasar. Ada beberapa struktur pasar yaitu : pasar
bersaing sempurna, monopoli, oligopoly dan kompetisi monopolistik (monopolistic competition). Variasi
struktur pasar bisa diindikasikan dengan tingkat/derajat kekuatan pasar (market power).
l.
Regulasi Pasar
Pemerintah sering meregulasi pasar. Dampak dari regulasi
selalu akan tercermin di harga. Jika pemerintah mengeluarkan lisensi monopoi
kepada pelaku ekonomi untuk suatu produk, maka harga produk tersebut akan
menjadi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan harga internasional. Harga
yang tinggi ini akan menyenangkan produsen, tapi merugikan konsumen. Salah satu
tujuan pemerintah adalah transfer pendapatan dari kelompok ekonomi yang satu ke
yang lain.
Selain transfer pendapatan, regulasi bertujuan untuk
merealokasikan sumberdaya sehingga menjadi optimal. Jika regulasi untuk
efisiensi maka regulator akan mendapat pembenaran jika regulasi
bersifat menghilangkan atau mengurangi derajat kegagalan pasar tanpa
mengakibatkan kegagalan pasar di produk lainnya.
m.
Expected Utility dan Analisis Judi
Secara umum, pelaku ekonomi menghadapi pilihan-pilihan
yang beresiko dalam menentukan
pilihan-pilihan beresiko yaitu teori expected
utility.
n.
Aplikasi Game Theory : Cheating
Pasar bersaing sempurna merupakan institusi pasar ideal
dengan jumlah pemain banyak. Namun, dalam realita biasanya jumlah pemain dalam
pasar “sedikit” seperti dalam struktur pasar oligopoli. Dalam hal ini
pemain-pemain pasar, terutama para penjual akan berperilaku strategis. Game theory yang sekarang mendominasi
aplikasi kebijakan-kebijakan ekonomi.
o.
Asymmetric Information : Lemon
Dalam pasar bersaing sempurna, para pelaku ekonomi
mengerti perilaku ekonomi lain dengan sempurna (perfect foresight). Dalam
realita, pemain pasar yang satu tidak mengerti dengan sempurna pelaku yang
lainnya (asymmetric information).
p.
Alokasi Intertemporal : Capital Budgeting
Ilmu ekonomi secara umum membahas alokasi sumberdaya (resource allocation). Dalam capital budgeting, pelaku ekonomi
mengambil keputusan dalam kondisi beresiko dan bersifat intertemporal. Untuk
itu biasanya digunakan teori net present
value (NPV). Membandingkan tiga teori pengambilan keputusan yaitu :
memaksimumkan utility, memaksimumkan expected utility dan memaksimumkan net present value.
Dalam analisa ekonomi di atas menggambarkan bagaimana
harga yang diproduksi oleh struktur pasar bersaing sempurna akan mampu
mengalokasikan sumberdaya secara optimal. Dalam struktur pasar bersaing
sempurna, konsumen mengoptimalkan utility-nya,
dan produsen mengoptimalkan keuntungannya. Asumsi standar konsumen dan produsen
adalah hukum pengembalian yang semakin berkurang (law of diminishing returns). Hukum ini berlaku dalam proses
konsumsi dan produksi. Selain itu, asumsi ini juga akan tercermin dalam
struktur biaya (dan konsumsi), yaitu dalam bentuk kenaikan biaya marjinal yang
semakin menaik.
Konsep kuantitatif yang paling penting dalam ekonomi
adalah elastisitas, yang pada dasarnya mengukur perubahan permintaan suatu
barang jika variabel yang mempengaruhi (misalnya pendapatan dan harga barang
lain) berubah. Informasi ini penting bagi produsen yang mempunyai kekuatan
pasar (market power) untuk
mengoptimalkan keuntungannya dengan mengubah harga. Untuk mendapatkan angka
elastisitas, seseorang perlu melakukan estimasi statistika.
Dalam mengambil keputusan, seorang pelaku ekonomi
menghadapi faktor regulasi yang diproduksi pemerintah. Regulasi akan bermuara
pada perubahan harga produk, dan akhirnya pada masalah alokasi sumberdaya.
Pemerintah meregulasi perekonomian karena alasan efisiensi atau distribusi
pendapatan. Acuan regulasi untuk efisiensi adalah jelas yaitu konsep pareto
optimal. Secara umum, pasar akan mampu mengalokasikan sumberdaya secara
optimal. Selain karena alasan efisiensi, pemerintah melakukan regulasi karena
alasan distribusi pendapatan. Oleh karena itu, regulasi sering menjadi target
para pelobi untuk mendapatkan transfer pendapatan.
Dalam asumsi standar, faktor resiko belum muncul secara
eksplisit. Dalam kondisi yang beresiko (uncertainty),
pelaku ekonomi akan konsisten memaksimumkan utility-nya.
Pelaku ekonomi mempunyai preference
yang beragam terhadap pilihan beresiko seperti judi. Preference tersebut bergantung pada factor-faktor seperti tingkat
pendapatan dan faktor inheren (misalnya
kelompok masyarakat tertentu mempunyai derajat risk averse yang relatif tinggi.
Setelah melalui proses analisa ekonomi dan
pertimbangan-pertimbangan untung/ruginya pelaku ekonomi dapat menarik suatu
kesimpulan, yang selanjutnya bisa dijadikan sebagai keputusan.
Drummond Helga, Pengambilan Keputusan Yang Efektif, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
1993.
T. Sunaryo, Ph. D, Ekonomi Manajerial,, Erlangga, Jakarta, 2001
1990
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id