SISTEM
INFORMASI
- Sistem Informasi dalam Proses Manajemen
Manajemen biasanya
didefinisikan sebagai empat fungsi manajer, yaitu perencanaan, pengorganisasian
, kepemimpinan , dan pengendalian. Jadi,dapat dikatakan bahwa manajemen adalah
suatu proses. Proses merupakan suatu cara sistematik yang sudah ditetapkan
untuk melakukan kegiatan. Dengan merujuk pada definisi diatas, maka manajemen
berarti suatu proses yang menekankan keterlibatan dan aktivitas yang saling
terkait untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Untuk mendukung
proses manajemen tersebut, dibutuhkan System Informasi (SI) yang menjadi poros untuk mengalirkan
informasi dengan lancar agar proses- proses
itu dapat berlangsung secara berkesinambungan dan teratur.
- Perkembangan system Informasi
SI memainkan peran
kritis dalam perusahaan – perusahaan. Pada mulanya SI digunakan untuk
meningkatkan kualitas manajerial, sehingga sering disebut Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang
kemudian dikembangkan terus seiring dengan perkembangan TI. Adapun tahapan
perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:
o Sistem Informasi Tradisional
o Sistem Informasi Berbasis Komputer
o Sistem Informasi Berbasis Jaringan Perkantoran
o Sistem Informasi Lintas Platform
- Tahap-Tahap Pembangunan Sistem Informasi
v Visi Dasar
Untuk membangun sebuah SI, para pebisnis
harus memiliki visi yang kuat, karena visi berfungsi memberi arah dari suatu
proses. Membangun SI, bukan hanya mengkomputerisasi prosedur tradisional
didalam perusahaan yang kemudian dihubungkan kejaringan computer dan
internet.Visi pembangunan SI lebih dari itu, yaitu meliputi:
1.
Adanya keinginan yang kuat
dan konsistensi untuk membangun aliran data dan informasi yang lancar,
sistematis, sederhana dan akurat , mampu memberikan respon, mengolah dan
mennghasilkan keluaran yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
dan control manajemen bagi pihak manajerial.
2.
Pembangunan jaringan
computer yang mampu mengalirkan data dan informasi dari berbagai terminal yang
melayani transaksi menuju kepusat pengolahan data dan mendistribusikan hasil
pengolahan ke departemen terkait dengan cepat, aman dan akurat.
3.
Perluasan jaringan kerja dan
pasar melalui pembangunan SI eBusiness ,
dimana supplier, rekanan kerja dan konsumen dapat melakukan hubungan dan
transaksi bisnis dengan mobilitas
tinggi. Misalnya pihak universitas membangun SI pembayaran biaya kuliah yang
terintegrasi dengan perusahaan perbankan mitra kerjanya.
4.
Mempersiapkan diri memasuki
era persaingan global melalui
pembangunan SI berbasis peraturan-peraturan standar internasional.
Standar-standar tersebut tampaknya sepele, tetapi telah menjadi kesepakatan
global masyarakat dunia, seperti penulisan tanggal dengan format mm/dd/yy,
format pesan kesalahan atau message box lainnya. Bila standarisasi tersebut
dipatuhi, maka perusahaan dapat membangun kerjasama dengan mitranya dari luar
negeri dan memantapkan posisinya ditengah kompetisi global yang ketat.
v Tahap-Tahap Pembentukan Sistem
Informasi, yang meliputi :
1.
Membangun system pemrosesan
transaksi melalui pembangunan kantor elektronik seoptimal mungkin.
2.
Membangun SIM berbasis jaringan
computer
3.
Membangun System Pendukung
Keputusan (SPK)
4.
Mengembangkan SI yang
bersifat lintas platform
v Pemodelan System
Untuk membangun SI yang besar dan
kompleks, tim pembuat system perlu membuat model guna menggambarkan dan
mengkonsumsikan secara sederhana
rancangan system yang dibuatnya kepada pengelola perusahaan, agar system dapat
dipahami dan dikoreksi.
v Kegagalan System Informasi
Adapun faktor-faktor penyebab kegagalan,
antara lain :
1.
Kebanyakan orang memandang
SI adalah hal yang paling utama dan penting, sementara mereka melupakan
komitmen dan konsistensi terhadap materi informasi, produk dan respon layanan
kepada konsumen.
2.
Pengelola perusahaan merasa
bahwa pembangunan SI merupakan tugas dan kewajiban departemen TI sehingga
segala sesuatu bahkan yang sifatnya kebijakan, diserahkan sepenuhnya ke
departemen TI dan notabene orang tekhnik dan bukan perumus strategi perusahaan.
3.
Konsentrasi ahli SI sering
lebih terarah pada penggunaan teknologi TI terbaru dan kemudahan bagi dirinya
dalam melakukan pemrograman daripada menyusun prosedur pengolahan data yang
valid dan jitu. Akibatnya pemakai sering mengalami kesulitan dalam
pengoperasian karena mereka harus menyesuaikan dengan kemauan pembuat system.
4.
Interface SI sering kali
kurang interaktif, komunikatif dan agak sulit digunakan oleh pemakai karena
interface sering dibangun berdasarkan selera dan kemampuan bahasa pembuatnya.
5.
Seluruh komponen perusahaan
masih membutuhkan waktu untuk
beradaptasi terhadap perubahan SI tradisional menjadi berbasis TI.
- Keamanan Sistem Informasi dan Etika
Ø Kontrol SI, terdiri dari :
·
Pengendalian Input
·
Pengandalian Proses
·
Pengandalian Output
·
Pengandalian Penyimpanan
Ø Kontrol Prosedural
Untuk menjaga agar
layanan informasi cukup aman, maka selain control SI, dibutuhkan control procedural
yang mengatur prosedur pengoperasian administrasi kepegawaian yang efektif, dan
rapi, pelaksanaan kegiatan rutin, dan pembagian tugas diantara pengelola SI
yang rapi dan disiplin.
Administrasi
kepegawaian yang baik akan menjamin keamanan SI tanpa harus dipaksakan.
Administrasi ini dapat dimulai dari
adanya aturan tertulis bagi semua pemakai computer pada perusahaan mengenai
tata cara pengoperasian yang aman. Peraturan ini dapat berupa larangan untuk
membawa makanan dan minuman di dekat computer, karena dapat mengundang resiko
tumpahnya air dan minyak ke peralatan computer yang ada.
Ø Kontrol Fasilitas dan Usaha Pengamanan
Kontrol fasilitas
merupakan usaha untuk melindungi fasilitas fisik SI berbasis TI dan segala peralatan pendukungnya dari kerusakan
dan pencurian. Pusat- pusat computer dan layanan informasi sangat peka terhadap
ancaman semacam ini, termasuk didalamnya hal-hal yang disebabkan oleh
kecelakaan, bencana alam, sabotase, dan pemakaian oleh user yang tidak berhak.
Dalam hal ini,penjagaan secara fisik dan bentuk-bentuk pengendalian yang lain
sangat diperlukan untuk melindungi hardware dan software, jaringan dan sumber
data yang vital.
Beberapa upaya
control fasilitas yang dapat dilakukan antara lain melakukan kompresi agar
dapat menjaga tingkat kepadatan lalu lintas data dalam jaringan, enkripsi, dan
dekripsi untuk menjaga keamanan data baik yang tersimpan dalam harddisk maupun
yang melintas dalam jaringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar