Motivasi
Motivasi merupakan dari interaksi seseorang
dengan situasi tertentu yang dihadapinya, sehingga muncul perbedaan dalam
kekuatan motivasi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam menghadapi situasi
tertentu dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi yang sama.
Motivasi juga merupakan salah satu hal yang sangat penting disamping kemampuan
pegawai bagi kehidupan organisasi dalam meningkatkan prestasi kerja pegawai
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
a.
Pengertian.
1) Motivasi
adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan
suka rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau ketrampilan,
tenaga dan waktunya guna menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya dalam rangka pencapaian tujuan
dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan sebelumnya
(Istiyanto 2006: 240 )
2) Motivasi
merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah atau
tertuju untuk memcapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap pegawai yang profesional
dan positip terhadap situasi kerja memperkuat motivasi kerja guna mencapai
kinerja maksimal (Anwar PM 2006: 61).
b. Teori Motivasi.
1) Teori Kebutuhan sebagai Hirarki Maslow ( Sondang 2004: 146). Motivasi dalam kaitannya dengan
pemuasan kebutuhan manusia semakin lama semakin komplek, timbul dan berkembang
bersamaan dengan timbulnya gerakan hubungan manusia dalam administrasi. Teori
yang dikembangkan mengatakan bahwa kebutuhan manusia dapat diklasifikasikan
menjadi 5 ( lima ) kebutuhan, yaitu :
a) Kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan pokok atau
mendasar bagi manusia seperti sandang, pangan dan papan.
b) Kebutuhan akan keamanan, yaitu kebutuhan manusia yang
meliputi kebutuhan pisik, psikologis dan kebutuhan keadilan.
c) Kebutuhan Sosial, adalah kebutuhan manusia yang berkisar
pada pengakuan akan keberadaan seseorang dan penghargaan atas harkat dan
martabatnya.
d) Kebutuhan “ esteem “, yaitu kebutuhan manusia
berkaitan dengan harga diri seseorang yang memerlukan pengakuan atas keberadaan
dan statusnya oleh orang lain.
e) Kebutuhan aktualisasi diri, merupakan kebutuhan seseorang
dalam mengembangkan potensinya untuk meraih kemajuan yang pada gilirannya akan
dapat menjadi manusia yang professional dan dapat memenuhi kebutuhannya.
Bertitik
tolak dari pengertian dan teori
kebutuhan diatas dapat dipahami bahwa kebutuhan manusia pada dasarnya ada 5 (lima) tingkatan yaitu
mulai dari kebutuhan yang paling mendasar yaitu kebutuhan fisiologis, meningkat
menjadi kebutuhan akan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan esteem dan
kekebutuhan yang paling tinggi yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri. Dengan
demikian teori kebutuhan sangat tepat sebagai landasan teori untuk meneliti
sejauh mana motivasi berpengaruh
terhadap kinerja pegawai dalam organisasi dalam mencapai tujuannya.
2) Teori X dan Y ,
Douglas Mc Gregor.(Sondang, 2004)
Teori Motivasi menurut Douglas,
menonjolkan pentingnya pemahaman tentang peranan sentral yang di perankan oleh
manusia dalam organisasi yang diklasifikasikan dalam teori X (perilaku negatif)
dan teori Y (perilaku positif). Dalam mengemukakan dan mempertahankan kebenaran
teorinya, Mc Gregor menekankan bahwa cara yang digunakan oleh para manajer
dalam memperlakukan para bawahannya sangat tergantung pada asumsi yang
digunakan tentang ciri-ciri manusia yang dimiliki oleh para bawahannya.
Teori X,
mengatakan para manajer menggunakan asumsi bahwa para pekerja pada dasarnya tidak
senang bekerja dan bila mungkin akan berusaha mengelaknya. Karena para pekerja
tidak senang bekerja, mereka harus dipaksa, diawasi atau diancam dengan
berbagai tindakan. Para pekerja juga akan berusaha mengelakkan tanggung
jawabnya dan hanya akan bekerja bila menerima perintah. Kebanyakan pekerja akan
menempatkan pemuas kebutuhan fisiologis dan keamanan diatas faktor-faktor lain
yang berkaitan dengan pekerjaan dan tidak menunjukkan keinginan atau ambisi
untuk maju.
Teori Y,
pada dasarnya kebalikan dari teori X
dimana para manajer menggunakan asumsi bahwa para pekerja memandang
kegiatan bekerja sebagai hal yang alamiah seperti halnya beristirahat dan
bermain. Para pekerja akan
berusaha melakukan tugas tanpa terlalu diarahkan dan akan berusaha
mengendalikan diri sendiri. Pada umumnya pekerja akan menerima tanggung jawab
yang lebih besar dan berusaha menunjukkan kreativitasnya dan oleh karenanya
pekerja berpendapat bahwa pengambilan keputusan merupakan bagian tanggung
jawabnya.
Dari uraian
diatas apabila dikaitkan dengan teori kebutuhan Maslow, maka teori X akan lebih
mementingkan pemuasan kebutuhan tingkat rendah yang sifatnya materiil berupa
kebutuhan dasar sandang, pangan, papan dan keamanan. Sedangkan teori Y
cenderung mementingkan pemuasan kebutuhan tingkat tinggi yang sifatnya non
materiil yaitu penghargaan, harga diri, dan aktualisasi diri daripada pemuasan
kebutuhan yang bersifat kebendaan. Dengan demikian maka teori motivasi X dan Y
sangat tepat bila digunakan untuk meneliti sejauh mana pengaruh negatip dan
positip terhadap kinerja pegawai.
3) Teori
Motivasi-Higine/Kepuasan, Herzberg (Sondang 2004 : 164). Teori
ini pada awalnya untuk mencari jawaban, apa sesungguhnya yang dicari atau
diinginkan seseorang dalam pekerjaannya. Karena hubungan seseorang dengan
pekerjaannya sangat mendasar dan sikap seseorang terhadap pekerjaannya sangat
mungkin menentukan keberhasilan dan kegagalannya. Kepuasan dimaksud adalah kepuasan
seseorang didasarkan pada faktor-faktor yang sifatnya intrinsik seperti
keberhasilan mencapai sesuatu, pengakuan yang diperoleh, sifat pekerjaan yang
dilakukan sesuai, rasa tanggung jawab, kemajuan dalam karier dan pertumbuhan
profesional dan intelektual yang dialami oleh seseorang. Sebaliknya apabila
para pekerja tidak puas dengan pekerjaannya, ketidakpuasan itu umumnya
dikaitkan dengan faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik, artinya bersumber dari
luar pekerja yang bersangkutan seperti kebijaksanaan organisasi, pelaksanaan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan, supervisi oleh para manajer, hubungan
interpersonal dan kondisi kerja. Herzberg berpendapat bahwa apabila para
manajer ingin memberi motivasi, yang perlu ditekankan adalah faktor-faktor yang
menimbulkan rasa puas yaitu dengan mengutamakan faktor-faktor motivasional yang
sifatnya intrinsik. Implikasi teori ini ialah bahwa seseorang pekerja mempunyai
persepsi berkarya tidak sekedar mencari nafkah, akan tetapi sebagai wahana
untuk memuaskan berbagai kepentingan dan kebutuhannya, bagaimanapun kebutuhan
itu dikategorisasikan. Dengan demikian maka kepuasan juga mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap kinerja pegawai dalam organisasi dalam mencapai
tujuannya.
4) Teori
Harapan (Sondang 2004 : 179). Teori Harapan intinya terletak pada
pendapat yang mengatakan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang bertindak dengan
cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan bahwa tindakan tersebut akan
diikuti oleh suatu hasil tertentu dan pada daya tarik dari hasil itu bagi orang
yang bersangkutan. Teori harapan mengandung tiga variabel, yaitu daya tarik,
hubungan antara prestasi kerja dengan imbalan serta hubungan antara usaha dan
pretasi kerja. Daya tarik artinya ialah sampai jauh mana seseorang merasa pentingnya
hasil atau imbalan yang diperoleh dalam penyelesaian tugasnya. Yang dimaksud
dengan prestasi kerja dan imbalan adalah tingkat keyakinan seseorang tentang
hubungannya antara tingkat prestasi kerjanya dengan pencapaian hasil tertentu.
Sedangkan yang dimaksud dengan kaitan antara usaha dan prestasi kerja ialah
persepsi seseorang tentang kemungkinan bahwa usaha tertentu akan menjurus
kepada prestasi kerja.
Dinyatakan
dengan cara lain, teori harapan berkata bahwa apakah seseorang mempunyai
keinginan untuk menghasilkan sesuatu karya pada waktu tertentu tergantung pada
tujuan-tujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada persepsi orang tersebut
tentang nilai suatu prestasi kerja sebagai wahana untuk mencapai tujuan
tertentu. Pendalaman teori harapan menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
a) Kuatnya motivasi seseorang berprestasi tergantung pada
pandangannya tentang betapa kuatnya keyakinan yang terdapat dalam dirinya bahwa
ia akan dapat mencapai apa yang diusahakan untuk dicapai.
b) Jika prestasi kerja tercapai, timbul pertanyaan apakah ia
akan memperoleh imbalan yang memadai dan apabila imbalan itu diberikan oleh
organisasi apakah imbalan itu akan memuaskan tujuannya atau kepentingannya.
c. Tehnik memotivasi kerja pegawai.
Banyak
tehnik yang digunakan untuk memotivasi pegawai guna mencapai kinerja yang
tinggi, namun dari beberapa tehnik tersebut terdapat dua cara yang efektif
yaitu pemenuhan kebutuhan pegawai dan komunikasi persuasif. Kebutuhan pegawai
yang meliputi kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, harga diri dan
aktualisasi diri. Komunikasi persuasif dilakukan dengan cara mempengaruhi
pegawai secara ekstralogis dengan rumusan AIDDAS (Attention, Interest, Desire, Decision, Action
dan Satisfaction). Pemimpin pertamakali harus memberikan perhatian kepada
pegawai tentang pentingnya tujuan dari pekerjaan agar timbul minat pegawai
terhadap pelaksanaan kerja. Jika telah timbul minatnya , maka timbul hasrat
untuk melaksanakan tindakan kerja dalam mencapai apa yang diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian
maka pegawai akan bekerja dengan motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil
kerjanya.
salam kenal admin ...mau tanya, berkaitan dengan teori motivasi berdasarkan pengelompokannya seperti : isi teori dan proses teori..contoh prakteknya seperti apa ya, mohon penjelasannya ..terimakasih..
BalasHapus