PENYALURAN PRODUK
A.
SIFAT SALURAN DISTRIBUSI
Setiap perusahaan barang dan jasa
tidak akan terlepas dari masalah penyaluran barang yang dihasilkan atau produk
yang akan dijual ke masyarakat. Suatu perusahaan dikatakan berhasil di dalam
marketing apabila perusahaan tersebut dapat memasarkan barang-barangnya secara
luas dan merata dengan mendapatkan keuntungan yang maksimal.
Pada umumnya, kemacetan dalam
mendistribusikan barang-barang dan jasa-jasa akan banyak menimbulkan kesulitan
baik di pihak konsumen maupun produsen. Kesulitan yang akan terjadi di pihak
produsen meliputi terganggunya penerimaan penjualan sehingga target penjualan
yang telah ditentukan tidak terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan
yang dibutuhkan perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat
diharapkan. Sedangkan kesulitan yang timbul di pihak konsumen akan menyebabkan
tendensi harga yang meningkat akibat berkurangnya barang yang ditawarkan di
pasar.
Oleh karena itu sangatlah tepat jika
perusahaan memahami kebijaksanaan distribusi terutama menyangkut pemilihan
saluran distribusi dan penentuan distribusi fisik. Jauh sebelum selesainya
sebuah produk, manajemen seharusnya menentukan metode dan saluran apa yang akan
didayagunakan untuk mengantarkan produk ke pasar. Untuk lebih jelasnya berikut
pengertian distribusi.
“Saluran distribusi adalah
sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan
fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu”.
Saluran distribusi (channel of distribution) terkadang juga
disebut saluran dagang (trade channel)
sebuah produk merupakan jalur yang dipakai untuk perpindahan barang dari
produsen ke konsumen akhir atau pemakai dari kalangan industri.
Setelah mengetahui pengertian saluran
distribusi, terlihat dengan jelas bahwa proses penyampaian barang dari produsen
ke konsumen atau dengan kata lain saluran selalu terdiri dari produsen dan
konsumen akhir, di antaranya terdapat lembaga/badan perantara atau pialang yang
merupakan penghubung antara produsen dan konsumennnya dalam proses pertukaran
atau pemindahan kepemilikan barang. Saluran dagang tidak mencakup perusahaan
seperti kereta api dan bank yang memberikan pelayanan pemasaran tetapi tidak
berperan penting dalam negosiasi penjualan dan pembelian.
B. TINGKAH LAKU DAN ORGANISASI SALURAN.
Saluran distribusi merupakan suatu sistem
yang terdiri dari bagian-bagian yang dapat saling bertentangan. Agar dapat
bekerja secara tepat guna, harus direncanakan secara rapi dan dikendalikan
dengan baik.
Perencanaan dan manajemen saluran
distribusi merupakan salah satu tugas yang amat sulit yang harus dihadapi
pejabat pemasaran. Sebagian kesulitan ini disebabkan oleh sifat dinamis struktur
distribusi dan kecendrungannya untuk berubah. Perencanaan saluran harus bermula
pada pemakai akhir, dan ditelusuri mundur sampai pada produsen, Tugas memilih
dan mengelola saluran distribusi umumnya bermula pada produsen. Meski demikian,
masalah/problema saluran yang dihadapi perantara, serupa dengan yang dihadapi
produsen. Selain itu, kuasa pengendalian saluran-saluran yang digunakan
produsen dan kebebasan memilih saluran sebenarnya dapat saja berada dalam
tangan perantara.
Namun dengan dasar pengetahuan tentang
susunan kelembagaan eceran dan grosir/dagang besar, maka para pejabat pemasaran
akan dapat merencanakan dan mengelola sistem-sistem saluran distribusi bagi
perusahaan mereka. Tugas ini mungkin akan lebih mudah jika pejabat itu
menyadari bahwa saluran dagang merupakan susunan hidup yang harus dibentuk
sebagai suatu sistem yang menyeluruh. Perencanaan saluran dan pengelolaannya
seringkali menjadi masalah dikarenakan para perantara dalam saluran merupakan
organisasi-organisasi mandiri yang kerap mempunyai tujuan bertentangan dengan
tujuan produsen.
Saluran distribusi seharusnya
diberlakukan sebagai suatu kesatuan bulat, suatu sistem kegiatan yang lengkap.
Produsen dan perantara harus sama-sama memahami bahwa mereka masing-masing
merupakan komponen suatu organisasi sistematis yang direncanakan untuk
memaksimalkan hasil guna pemasaran dalam tindak penjualan kepada konsumen
akhir, sehingga diperlukan suatu koordinasi sepanjang saluran tersebut. Suatu
sistem distribusi yang dioperasikan secara tepat merupakan keuntungan dalam
persaingan bagi setiap perusahaan yang menjadi bagian sistem distribusi itu.
Sayangnya, saluran dagang tersebut
sering dianggap terdiri dari suatu kumpulan organisasi-organisasi yang bergerak
terpisah satu sama lainnya dan saling bersaingan. Atau juga perantara dapat
bertentangan dengan suplier mereka, padahal mereka harus menyadari bahwa
ancaman sebenarnya datang dari perantara-perantara lain atau sistem distribusi
perusahaan lain. Persaingan sesungguhnya terdapat di antara sistem-sistem distribusi
berbagai produsen, dan bukannya di antara unit-unit organisasi dalam sistem
distribusi sesuatu produsen. Sebab kemungkinan mengapa produsen mengalami
kesulitan-kesulitan dalam saluran distribusi adanya fakta bahwa dalam
kebanyakan organisasi tidak ada seorang pun yang bertugas mengatur saluran
distribusi. Tidak ada orang pelaksana yang menduduki jabatan “manajer
saluran-saluran distribusi”, sebagaimana halnya manajer periklanan atau manajer
penjualan. Mungkin saja jika di suatu saat nanti, para pengusaha industri
mengadakan jabatan manajer saluran distribusi pada susunan pejabat-pejabat
pemasaran mereka. Pejabat ini langsung bertanggung jawab mengenai semua
kegiatan-kegiatan pimpinan dalam bidang perencanaan, koordinasi dan penilaian
saluran-saluran distribusi perusahaan tersebut. Penggunaan konsep sistem dalam
bidang distribusi menyatakan adanya kebutuhan akan kerjasama antara
anggota-anggota saluran distribusi.
Muncul pertanyaan siapa yang menjadi
pimpinan saluran distribusi dan siapa yang seharusnya menjadi pimpinan tetap
tidak dapat terjawab. Ada
pendapat yang menyatakan bahwa pabrikan adalah pemimpin yang mempunyai
orientasi pada produksi. Sebagian lagi juga berpendapat bahwa dalam konsep
pemasaran pengecerlah yang merupakan pimpinan sebenarnya karena mereka berada
paling dekat pada konsumen. Mungkin jawaban paling tepat atas pertanyaan
tentang pimpinan saluran distribusi adalah kompromi, yakni suatu keseimbangan
kekuasaan dan bukannya suatu dominasi oleh suatu jenjang dalam saluran
distribusi.
Ditinjau dari sudut lain, sebaiknya
para anggota saluran distribusi menyadari bahwa manfaat kerjasama dengan
anggota lain jauh lebih besar daripada setiap alasan untuk koflik. Hal itu demi
kebaikan mereka sendiri jika saluran distribusi dianggap sebagai suatu sistem
semesta. Mereka harus dapat menganggap saluran sebagai perpanjangan (ke hilir
atau ke hulu, menurut keadaan) dari organisasi intern mereka sendiri.
C. KEPUTUSAN RANCANGAN SALURAN
Sebelum membahas mengenai
type-type saluran distribusi, terlebih dahulu memahami tentang klarifikasi
barang. Hal ini penting artinya dalam pemilihan saluran distribusi barang yang
akan dipergunakan.
Definisi
barang sebagai berikut :
“Suatu
sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk
bungkus, warna, nama perusahaan dan pengecer, jasa perusahaan dan pengecer,
yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhannya”.
Ditinjau
dari segi pemasaran, definisi diatas dipandang sesuai karena tidak sekedar
mengemukakan sifat fisik dan kimia saja, melainkan dikaitkan dengan pemuasan
kebutuhan dan keinginan.
Jenis
barang dibagi berdasarkan :
1. Tujuan pemakai oleh sipemakai, yaitu : barang konsumsi dan barang
industri.
2. Tingkat konsumsi dan kekongkritannya, yaitu : barang tahan lama
dan barang tidak tahan lama dan jasa.
3. Pengaruh psikologisnya, : yaitu barang fungsional dan barang
hedonis dan barang anxiety.
4. Karakteristiknya.
Barang-barang
konsumsi dibagi menjadi :
1. Penggolongan berdasarkan kecepatan konsumsi (rate of consumption)
dan kekongkritannya (tangibility).
a. Barang
tahan lama, yaitu barang kongkrit yang dapat dipergunakaan berulang-ulang
misalnya TV, sepatu, mobil dan lain sebagainya.
b. Barang
tidak tahan lama, yaitu barang kongkrit yang hanya dapat digunakaan satu atau
beberapa kali, misalnya: daging, sabun, ikan, beras dan lain sebaginya.
c. Jasa,
yaitu kegiatan manfaat atau kepuasan yang dijual, misnlnya : pangkas rambut,
kusuk, dokter dan lain sebagainya.
2. Penggolongan selanjutnya yaitu
berdasarkan,:
a.
Kebiasaan membeli, konsumen dengan mengorbankan waktu dan tenaga seminim
mungkin, misalnya kebutuhan dapur dan lain sebagainya.
b. Barang
shopping, yaitu barang-barang yang dibeli setelah terlebih dahulu
membanding-bandingkan kecocokan, kualitas, harga dan modal antara barang-barang
sejenis, misalnya pakaian jadi, sepatu, prabot rumah tangga, dan lain-lainnya.
c. Barang
Speciality, yaitu barang-barang yang mempunyai karaktristik yang unik, untuk
kelompok pembeli tertentu bersedia melakukan usaha-usaha istimewa untuk
mendapatkannya, misalnya: benda-benda kolektor, antik dan lainnya.
Penggolongan
dan barang konsumsi diatas di dasarkan pada kebutuhan untuk mendapatkan barang
konsumsi diatas didasarkan pada kebutuhan untuk mendapatkan barang konsumsi itu,
Penggolongan berdasarkan tingkat kecepatan konsumsi kurang dapat menunjukkan
apakah barang itu barang jadi atau bahan mentah.
Ada
beberapa dari type saluran distribusi, dimana perbedaan panjang dan pendeknya
type-type saluran distribusi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Zero Level Channel
Dalam
bentuk ini antara produsen dan perusahaan dan konsumen akhir tidak terdapat
pedagang perantara, penyaluran langsung dilakukan perusahaan pada konsumen.
Misalnya: Penjualan mesin komputer langsung kepada perusahaan yang
membutuhkannya.
2. One Level Channel
Disini
hanya terdapat satu pedagang perantara. Pedagang perantara ini pada pasar
konsumen disebut retailer, sedangkan pada industri disebut dengan agen atau
broker.
3. Two Level Channel
Disini
terdapat dua pedagang perantara dalam pasar konsumsi terdiri dari wholesaler
dan retailer.
4. Three Level Channel
Pada
tahap ini terdapat tiga perantara yaitu wholesaler, retailer dan Jobber, dimana
Jobber selalu terdapat diantara wholesaler dan retailer. Jobber membeli dari
wholesaler dan menjual kembali kepada retailer yang pada umumnya tidak dilayani
oleh pedagang besar.
Type-type
saluran distribusi yang dikemukakan diatas ditentukan pada penggunaan
lembaga-lembaga perantara yang berada diantara produsen dan konsumen. Dalam hal
ini perusahaan dapat memanfaatkan sesuai dengan kebutuhan.
1. Penyaluran langsung. Dalam sistem ini tidak ada pedagang
perantara. Pembeli langsung kepada perusahaan atau produsen. Misalnya jika
seseorang membeli ikan kepada nelayan untuk konsumsi.
2. Penyaluran tidak langsung. Disini terdapat pedagang perantara
yaitu pengecer. Misalnya jika kita membeli sebungkus rokok dari warung, maka
warung tersebut adalah pengecer. Dalam penyaluran tidak langsung ini terdapat
lebih dari satu pedagang perantara, yaitu pedagang besar dan pedagang pengecer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar